Dari sungaiku halamanku
kita ujudkan kwantitas kwalitas kontinuitas air untuk Indonesia maju di era 4.0
mengawali sambutan
Salam Sejahtera – Rahayu.
Saya selaku pribadi sebenarnya merasa tidak percaya diri untuk mengemban mandat dari mbak nana dan entitas komunitasnya yang dengan sadar tulus iklas peduli berbagi jeguran kali nya kecil dia terus berbuat.,.di antara sekian banyak pemanfaat
Saya hanya mencoba memberanikan diri berdiri -sehingga ada banyak tutur kata salah mohon untuk mendapat maklum ampunya.
Terhaturkan Rasa terimakasih dan trenyuh tersampaikan melalui mulud saya ,sebagai penyambung lidah dengan iklasnya kemerdekaan bapak ibu di rampas untuk menghadiri undangan di ruangan ini .
Puji syukur kita panjadkan kehdirat Tuhan yang Maha Esa,tanpa kehendaknya niscaya kita bisa hadir dalam jagong bareng rembug kali.
Sebenarnya tak perlu saya harus menyampaikan terimakasih ini ,karena sesungguhnya menjaga dan merawat kali bersih adalah tugas tanggung jawab bersama kita, sebagai salah satu bagian penghuni bumi.hari ini kita berkumpaul dalam satu panduan tema dari sungaiku halamanku kita ujudkan kwantitas kwalitas kontinuitas air untuk Indonesia maju di era 4.0
Saya memulai dari belakang judul 4.0,apa si?..sekedar izin mengingat,salah utuk tolong di benarkan karena katanya berbagi pengetahuan untung kita adalah jdi dua,saya menjadi ingat –dan mendapat yang lupa,berbagi roti sudah hanya dapat yang di tukar.
1.0 Sebuah masa yamg konon ceritanya dimulai dari penemuan ketel uap,semua penggerak berbasiskan uap air,kereta uap dan sebagainya semua ,yang tergantikan kemudian oleh ,listrik tomas alfa Edison sebagai penemu semua - juga dunia, berlomba membuat alat alat , hidup tergantung listirik ini dikatakan era masa 2.0.masuk kemudianya era yang di sebut 3.0 anra th 90an ada;ah suatu masa di mana menjadi kebangan adalah komputerissi,sekolah sekolah pun mau masuk dan lulus sering meminta sumbangan untuk penggadaan computer, berakhir sudah era kopuyer tersebut atau yang disebut era 3.0,dan gantikan internet atau digital,yang dimanakn dengan era milenial ata 4.0 di sini sekarang ini kita semua berada suka tidak suka mau tidak mau semua harus menerima dengan manfaat nya ,missal belanja ol,kantor tidak lagi harus besar..membuat konten media social berita menjadi cepat meluas di sisi laen dengan pengaruh nya buruk kecanduan game,hoax ,menyudutkan berita tak berimbang, melupakan kaidah kaidah kepatutan..
lalu apa hubungan dengan sungai ??
Tema di pilih meng adopsi pilihan slogan juga sebagai penyemangat sambung silahturahmi untuk warga malangan kelurahan Tidar Selatan asuhan ibu lurah Teni, dengan awal jeguran kali bersama di tgl 28 oktober yang hari ini konsisten untuk menjaga merawat di buktikan dengan inisiasi upcara 17 san warga antusias mengikuti.
Dari sekian banyak wilayah pemangku sungai yang pernah menjadi targed jeguran kali paska giat banyak yang diam sedikit bergerak, pun di program padat karya masal ketenaga kerjaan di bulan juli 2019 serempak di arahkn ke sungai,namun terlihat berbeda hasil antara yang melakukan dengan hati dengan yang sekedar menyelesaikan targed penyesuaian anggaran rentang 55 orang selama 45 hari orang kerja
Dari semua perjalanan giat jeguran kali dan perkembangan teknologi dunia tersebut blom ada aplikasi satu pun yang bisa mencarikan kebekuan hati untuk ngopeni kali,sekaligus menjadikan kali bukan sebagi obyek pemanfatan mempertontonkan eksotis nya membanggakan eksistensi.saling menyalahkn antar tupoksi antar batas wilayah aliran sungai.
Maka perlu lah kita srawung ben ra suwung istilah jarkom) dan berhenti saling menyalahkan Jagong bareng rembug kali menghadirkan satu ruang sharing berbagi peran masing masing,peran masyarakat komunitas ,dunia usah dan pemangku tupoksi tentu nya untuk membangun sinergitas. pelangi indah karena warna warni.
Ketidak ada an sinergi terbaca jelas di sungai gandek yang berhulu di kliwonan sal kali manggis yang melintas 3 kelurahan di kota Magelang dalam satu wilayah kecamatan Magelang Selatan ini dan satu Desa Mertoyudan kec Mertoyudan kab Magelang sebelum akhirnya masuk ke kali Elo.Adalah cermin tata kelola semua sungai di wilayah yang mendekati metropolitan.tabiat budaya kepedulian masyarakat dan pelaku usaha instan ,ketegasan regulasi dan penindakan perundangan ,pemanfatan ruang /badan sungai ,tentu yang akan terpaparkan di materi oleh beliau para nara sumber kita yang berkompeten di bidang nya secara lebih detail dinamika persoalan kini ,idealnya besok dan upaya yang di lakukan.
Berbicara sungai hanyalah sebuah badan yang mengalir tentu adalah namanya air,air sebagai sumber kehidupan, kwalitasnya harus lah layak memenuhi standart baku mutu untuk bisa kemudian di manfatkan, harus lah diupayakan jumlahnya supaya cukup untuk semua, kontinutasnya pun harus dijaga supaya tak berebutan. karena sungai ada sebelum kita dan rusak oleh ulah kita, sungai akan tetap ada meski manusia tiada ,sebelom tiada manusia lebih bijak tidak menambah warisan rusak untuk anak cucu dan generasi ,janganlah nranyak dengan simbol surga kita.
Terimakasih ..
karena kita ada dari serpihan yang di persatukan dari ketidak mampuan ketika seorang diri,..disini hadir nyata membentuk barisan peduli.
Acara ini terselenggara karena partisipasi gotong royong semua pihak.terimakasih kepada semua atas partisipasi tenaga ,pikiran ,fasilitas tempat ,harta yang tidak bisa sebut satu satu.
Selamat berdiskusi menggunakan nalar dan hati, menyingkir kan tendensi dan ego eksistensi pribadi ,harapan akan solusi pasti terjadi.
Ati becik kaline resik _ rejekine apik.
Magelang 29 agustus 2019
Petrus widiyatno
Materi pertama di sajikan oleh Bapak Yonas Kadin D-PUPR Kota Magelang
Materi di paparkan oleh Bapak Widodo / DLH kota Magelang
Materi dari PPNS BBWS.SO di wakili PSDA Taru Pobolo
Posting Komentar