Menyadari semua orang ingin hidup dilingkungan bersih – maka mengeluarkan sampahya dan mebuangnya - menjadi persoalan ketika menempatkan bukan di tempat yang tepat,dan yang menjadi banyak pilihan adalah kali atau sungai , ini terbuktikan empiris dalam perjalanan giat Jeguran Kali kkbm, kali atau sungai tak luput irigasi,selalu sampah rumah tangga menjadi subyek pencemaran, dominan persoalan utama.
Kita semua tahu kondisi sungai di khusus nya wilayah Magelang – Parah nya adalah irigasi sebagai fungsi aliran pengairan sawah selalu sampah menjadi beban sendiri untuk petani dan produksi terganggu oleh kwalias dan menyumbat kelancaran/kontinuitas air tentu berdampak juga pada kesehatan keselamatan kerja petani hingga lebih jauh bencana rawan pangan
Sebagai contoh di saluran Sekunder DI Manggis HM 145 Desa Donorojo Kec Mertoyudan. pada giat bersih hari senin 21 januari 2020 yang di pelopori Pak kepala Desa baru di lantik 8 januari lalu Purnawirawan TNI AL H Samsul Hadi Winoto setelah Selesai dilantik sangat menyadari hal tersebut. Areal sawah yang ada di desa Donorojo 40 ha,hingga pertengahan bulan Januari ini pengolahan lahan baru mencapai 35 ha
Sehingga di harapkan pada akhir bulan Januari sudah selesai pengolahan lahan semua.terang Samsul
Selain itu kami juga akan mengoptimalkan P3a, Linmas,dan karang taruna untuk membantu menjaga pintu- pintu tersier supaya air bisa sampai ke areal sawah yang paling hilir. Disampaikan saat kegiatan bersih kali 20 01 2020 areal depan kantor kelurahan yang di dukung oleh kkbm PUSDA TARU Progo Hulu, PU Pengairan UPT Tegal Rejo.
https://web.facebook.com/media/set/?set=oa.1465905120227085&type=3
Maka perlu kiranya KKBM hadir dalam membangun jejaring dan persaudaraan silahturahmi dalam upaya pengurangan subyek sampah di sungai,membangun kesepahaman VISI :Sungai Cermin Budaya dan Peradaban , sampah adalah berkah, sungai bukan lah tempat sampah dalam kesamaan berpikir “Ati Becik - Kali Resik – Rezeki Apik . Nana Paundra mendampingi Team Divisi Karitatif KKBM ,berikut tersampaikan laporan acara tadi pagi 21 januari 2020 dari tempat Kecamatan Mertoyudan ,pertemuan rutin dan pelatihan membuat sabun dari minyak ijelantah,yang di selenggarakan oleh Bank Sampah Lestari Kec Mertoyudan
Hadir ketua Bank Sampah Lestari Bpk Sudarwanto, Pendamping Desa, Bapak Camat Bambang Hermanto
Selaku tuan rumah Bapak Camat menyampaikan “perlunya penangan sampah secara tepat salah satunya program 3 R, harus ada kepedulian juga dari masyarakat untuk memulai menjaga lingkungan dengan tidak nyampah sembarangan .
Hal senada di sampaikan Ibu Sri Murni Ediyanti mewakili ka - dinas DLH Kab Magelang melalui paparan materi:
Dengan terselenggaranya acara tadi pagi di Kec Mertoyudan harapan kedepan dengang terbitnya intruksi bupati tentang pembentukan Bank Sampah di setiap desa/dusun dan pengurangan penggunaan plastik dapat diimplementasikan dimasyarakat - kedepan permasalahan sampah dimasing - masing kec dapat terselesaikan melalui Bank Sampah dan TPS 3R, yg lebih utama adalah program tersebut dapat merubah perilaku / kebiasaan masyarakat yang semula tidak peduli dengan sampah menjadi punya kepedulian dan bisa bersahabat dengang sampàh, sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekomoni dri sampah.
Kabupaten Magelang memiliki 2 TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) yang kondisinya boleh di katakan sekarang sudah hampir overload.
Mbak Ari fasilitator Bank Sampah Kec Mertoyudan Menyampaikan harapannya ,di hadapan peserta yang hadir di antara beberapa Kades se Kec Mertoyudan ,BPD ,dan Utusan dari Sank sampah desa / dusun Kec Mertoyudan Harapan dari penyelenggara ,selain ajang silaturahmi karena itu pertemuan rutin, dan perkenalan dengan Bapak Camat yang baru Bambang Hermanto juga perlunya pembinaan intensif untuk Bank Sampah
Bahan sabun minyak jelantah..
1. 450ml minyak bekas (direndam dgn arang 24 jam?)
2. 80gr soda api
3. 170ml air dingin
4. Pewarna (additional)
5. Bibit parfum (additional)
Cara :
1. Masukan soda api ke baskom plastik
2. Tuang air sambil diaduk sampai larut dan ditunggu dingin
3. Masukan minyak bekas aduk hingga homogen
4. Tuang ke dalam cetakan (bentuk sesuai)
Diamkan 24 jam agar keras. Kemudian simpan 2-4 minggu sebelum digunakan.
Catatan : jika diberikan nilai jual 2.000/biji, hasilnya 10-12 biji Biaya produksi Rp 7.500-an. 10x2.000 20rb.. jd net cost 12.500...
semga Bermanfaat Tambah Akhiri Praktek.
Posting Komentar